100-150 Flashcards
(44 cards)
- Saat menangani aneurisma pada gambar 29, pernyataan mana yang SALAH merujuk pada penggunaan “electrically detachable coils” sebagai terapi primer :
a. Penonjolan coils melewati leher aneurisma dapat menyebabkan oklusi arteri utama
b. Penempatan coil dapat menyebabkan ruptur mekanik dr aneurism
c. Vasospasm dpt terjadi akibat penempatan coil
d. Saat coil diletakkan kraniotomi untuk ligasi pembedahan pada leher tdk bs dilakukan
e. Ruptur aneurisma yg tertunda dapat terjadi setelah prosedur
D
- Sejumlah faktor neurotropik telah teridentifikasi memiliki peran yg potensial pada perkembangan, maturasi, pengelolaan, atau regenerasi neuron pada CNS. Sebagian besar data baik in vitro, atau lokalisasi anatomis dr faktor yg spesifik terhadap area CNS. Satu faktor pertumbuhan, yg telah menunjukkan efek yg kuat, langsung, dan positif pada neuron dopaminergik in vitro, dan berhubungan dengan penyakit Parkinson yaitu:
a. PDGF
b. Faktor neurotropik ciliary
c. Faktor neurotropik glial cell line-derived
d. IL-1
e. Faktor pertumbuhan saraf
C
- Pernyataan mana yg BENAR terkait limfoma intraserebral (tdk berhubungan dgn AIDS):
a. Kemoterapi intratekal lbh efektif drpd radioterapi tunggal atau radioterapi yg dikombinasikan degan kemoterapi sistemik
b. Adanya lebih dr 2 lesi berhubungan kuat dengan survival buruk
c. Riwayat kanker pada keturunan tingkat pertama tanda prognostik buruk
d. Survival pada pasien yg mengidap tumor yg berhubungan dgn ependimal lbh baik drpd yg tanpa kontak ependimal
C
- Drop foot tampak pada kondisi berikut, KECUALI:
a. Cedera saraf peroneal profundus
b. Cedera saraf peroneal superfisial
c. Cedera saraf peroneal utama
d. Radikulopati L4
e. Radikulopati L5
B
- Pernyataan di bawah ini benar sehubungan dengan spasme hemifasia (HFS), KECUALI:
a. HFS muncul saat tidur
b. HFS biasanya disebabkan kompresi saraf fasialis pada jalur keluar arteri serebelaris superior
c. Pada kasus HFS unik, angiogragm cerebral normal
d. Wlpn jarang, setiap pasien harus diMRI utk mengeksklusi tumor, AVM, atau epidermoid
e. Karbamazepin dan feniotin tidak efektif untuk mengatasi gejala
B
- Pasien berusia 28 tahun datang dengan nyeri punggung dan ischiadicus kiri yang onsetnya akut. Pemeriksaan neurologis menunjukkan Straight Leg Test (+) 30 derajat pada sisi kiri. Refleks patella dan achilles +2 pada kedua sisi. Pemeriksaan sensoris normal.Telah dilakukan myelogram lumbal. Proyeksi kiri-obliq seperti pada gambar 30. Riwayat dan temuan radiologis pada pasien tersebut PALING SESUAI dengan:
a. Herniasi diskus sentral L4-L5 dengan kompresi dari kedua nerve root L5
b. Herniasi diskus parasentral L4-5 kiri dengan kompresi nerve root L5
c. Herniasi diskus far lateral L5-S1 kiri dengan kompresi nerve root L5
d. Herniasi diskus parasentral L5-S1 kiri dengan kompresi nerve root S1
e. Herniasi diskus far lateral L4-L5 kiri dengan kompresi nerve root L4
D
Skenario untuk pertanyaan no. 111-113 Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34. 107.Diagnosis banding dari lesi: a. dermoid b. epidermoid c. adenoma pleomorfik dari kelenjar lacrimal d. semua di atas e. A dan B saja
D
Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34.
- Pendekatan pembedahan yang paling tepat untuk lesi ini:
a. Orbitotomi medial
b. Orbitotomi anterior
c. kraniotomi frontotemporal
d. orbitotomi lateral
D
Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34.
- Manakah diantara struktur di bawah ini yang tidak melewati annulus Zinn
a. n.opticus
b. n.abdusens
c. n. Troclearis
d. n. Okulomotor
e. a. ophtalmicus
C
Wanita, 30 tahun mengalami episode scintillating scotoma pada lapang pandang sisi kiri diikuti gangguan lapang pandang pada sis kiri homonim. Sekitar 30 menit kemudian, ia mengalami nyeri kepala sebagianpada sis kana, terasa cekot-cekot. Nyeri kepala dialami sepanjang hari itu. Pasien kemudian diperiksa dengan MRI dan ditemukan ada kista pineal. (gambar 35)
- Kista pineal PALING BANYAK terdapat pada:
a. laki-laki berusia diatas 50 th
b. wanita kurang dari 50 tahun
c. wanita 20-40 tahun
d. wanita 20-40 tahun
C
- Jumlah Insidens dari kista pineal asmtomatik pada populasi umum yang dipelajari dari MRI:
a. >50%
b. 40-50%
c. 20-30%
d. 10-15%
e. 1-5%
111 D
- Penanganan TEPAT pasien dengan kista pineal adalah:
a. Reduksi kista intrahemisfer supratentorial
b. Reduksi kista supraserebelar infratentorial
c. Asprasi kista stereotaktik
d. Shunt ventrikuloperitoneal
e. Observasi periodik dengan MRI
116 E
Seorang laki-laki berusia 14 tahun dengan riwayat kekakuan nasal dan epistaksis. Penyelidikan menunjukkan massa nasal berukuran besar dengan perluasan melewati fissura pterigomaksilaris hingga fossa infratemporal (gambar 36, 37, dan 38, CT dan angiogram)
- Diagnosis PALING TEPAT pada pasien ini adalah:
a. Meningioma
b. Angiofibroma nasofaring
c. Karsinoma nasofaring
d. Karsinoma metastatik
e. Mukokel
B
Seorang laki-laki berusia 14 tahun dengan riwayat kekakuan nasal dan epistaksis. Penyelidikan menunjukkan massa nasal berukuran besar dengan perluasan melewati fissura pterigomaksilaris hingga fossa infratemporal (gambar 36, 37, dan 38, CT dan angiogram)
- Manajemen lesi ini termasuk salah satu di bawah ini, KECUALI:
a. Embolisasi endovaskular
b. Eksisi bedah dengan pendekatan kombinasi anterior dan lateral
c. Biopsi transnasal untuk menegakkan diagnosis
d. Eksisi bedah dengan translokasi fasial
C
- Granuloma kolesterol memiliki TANDA berikut pada pencitraan MRI T1-weighted:
a. T1: hiperintens, T2: hiperintens
b. T1: hipointens, T2: hiperintens
c. T1: hiperintens, T2: hipointens
d. T1: hipointens, T2: hipointens
A
- Selama pendekatan subtemporal, ekstradural, apabila seseorang mengebor tulang petrosus temporal pada area di sebelah medial terhadap foramen spinosum, posterior terhadap foramen ovale, dan dibawah jalur saraf saraf petrosal greater superfisial, struktur APA yang ditemukan?
a. Arteri karotis intimal
b. Saraf trigeminal
c. Saraf abducens
d. Kokhlea
e. Kanalis vidian
120 A
- Belokan saraf fasial dari segmen timpani-nya menuju segmen vertikal (genu kedua) adalah di depan dan di bawah kanalis semisirkular APA?
a. Kanalis horisontal (lateral)
b. Kanalis posterior
c. Kanalis superior
A
- Ketika melakukan fusi tulang spinal dan mempertimbangkan potensi material graft yang berbeda, pernyataan mana di bawah ini yang BENAR?
a. Tulang autogen adalah osteokonduktif dan osteogenik namun tidak osteoinduktif
b. Tulang alograf dan matriks tulang yang demineralisasi, keduanya osteoinduktif
c. Sumsum tulang dan faktor-faktor pertumbuhan tulang, keduanya osteogenik
d. Tidak ada tulang autogen atau faktor-faktor pertumbuhan tulang yang osteoinduktif
e. Tulang autogen dan alograft, keduanya mempunyai kemampuan osteogenik
B
- Proses patologi pada pertemuan kraniovertebral dapat dicapai menggunakan pendekatan transoral atau pendekatan servikal anterolateral. Keputusan untuk menggunakan salah satu dari pendekatan tersebut daripada lainnya berdasarkan pertimbangan APA?
a. Operasi anterolateral memberikan paparan yang lebih luas terhadap massa lateral C1 dan C2
b. Vertebra yang lebih bawah, dapat dicapai secara pembedahan dengan insisi yang sama pada operasi transoral
c. Operasi transoral tidak menyeberang mukosa oral dan diperkirakan cocok bila direncanakan menggunakan fusi dan atau stabilisasi interna
d. Semua diatas benar
e. Hanya A dan C yang benar
E
- Konsep pembagian beban kolumna anterior ketika digunakan, dalam konteks stabilisasi interna dan fusi vertebra lumbar, BERHUBUNGAN dengan salah satu di bawah ini?
a. Kolumna anterior menanggung mayoritas kekuatan dalam seluruh konstruksi yang ada
b. Suport struktural pada kolumna anterior secara signifikan menurunkan kekuatan stabilisasi hardware posterior interna dan meningkatkan stabilisasi konstruksi
c. Setelah discectomi, kolumna anterior menanggung persentase berat badan tambahan
d. Pada fusi lumbar, fusi lateral posterior pada awalnya menanggung persentase berat badan tambahan signifikan beban kolumna anterior, karena penempatan anterior fragmen-fragmen tulang pada prosesus transversus
B
- Ketika melakukan stabilisasi vertebra lumbar dengan fiksasi segmental yang melibatkan penggunaan screw pedikel, pernyataan mana di bawah ini yang BENAR?
a. Ketika tanpa transfikator, kedua segmen vertebral tidak stabil pada beban lateral hingga terjadi pembagian beban kolumna spinalis bila sudut screw pedikel 0⁰
b. Stabilitas beban lateral meningkat secara signifikan bila sudut pedikel 30 derajat atau lebih
c. Penggunaan transfiksasi meningkatkan stabilitas kontruksi baik beban rotasi dan lateral
d. Semua di atas benar
e. Tidak ada yang benar
D
- Secara singkat, setelah memulai debulking intracapsular akustik neuroma menggunakan pendekatan retromastoid pada posisi duduk, teknisi monitoring memberitahu bahwa auditory evoked potential pada sisi tumor telah berubah. Perekaman basal menunjukkan delay ringan dari gelombang I hingga III, tetapi gelombang I, III, dan V ada dan dapat diulangi (reproducible). Kini gelombang I tidak diubah dalam hal latensi atau amplitude, namun gelombang III dan V menjadi memanjang dalam hal latensi dan penurunan amplitudo yang besar (75%). Apa yang PALING mungkin menyebabkan kejadian tersebut?
a. Penekanan arteri auditori interna menyebabkan iskemia pada kohlea
b. Penekanan saraf VII pada fossa posterior
c. Problem teknis terhadap stimulator menyebabkan intensitas stimulasi menurun dari 95 dari 30 dB
d. Peningkatan isofluran end tidal dari 0.4 hingga 0.8%
e. Semua diatas benar
B
- Diantara pernyataan di bawah ini, yang mana yang BENAR meupakan identifikasi dan monitoring saraf kranialis motoris?
a. Pembedaan antara saraf kranialis V dengan VIII terutama berdasarkan lokasi struktur yang terstimulasi di lapangan operasi , ketika kedua saraf tersebut memproduksi respon-respon elektromiogram yang sangat mirip (dalam hal latensi, amplitudo, dan morfologi) ketika stimulasi elektris diberikan pada fossa posterior
b. National Institutes of Health Consensus Development menyimpulkan keuntungan-keuntungan terkait monitoring saraf kranialis VII belum sebepenuhnya diakui, namun monitoring tersebut sebaiknya dipertimbangkan pada terapi bedah swannoma vestibular
c. Saraf kranialis III, IV, dan VI tidak dapat dimonitor secara independen satu sama lainnya karena saling berhubungan pada fasikulus medial longitudinal
d. Monitoring saraf kranialis motoris terbaik dilakukan menggunakan relaksasi otot derajat sedang (contoh: pancuronium) untuk mengurangi frekuensi respon false positive terhadap stimulasi
e. Tidak ada yang benar
E
- Mengenai penggunaan somatosensory evoked potentials (SSEP) pada ruang operasi, pernyataan di bawah ini yang BENAR?
a. Perekaman respon SSEP saraf medial dari permukaan-permukaan korteks dapat digunakan untuk menentukan lokasi sulkus sentralis pada area tangan
b. Respon SSEP yang reliabel dari struktur-struktur di sebelah rostral medulla, tidak dapat direkam pada level bolus dan infus pentobarbital; dimana menyediakan proteksi serebral terhadap iskemia/hipoksia (contoh: cukup untuk memproduksi supresi-burst pada elektroensefalogram (EEG)
c. Suplai aliran darah menuju jalur SSEP pada kapsula interna biasanya berasal dari arteri lentikulostriata, sehingga SSEP dapat digunakan untuk memonitor jalur maotoris pada area ini seara reliabel
d. Jalur spinal untuk SSEP saraf median adalah pada kolumna dorsalis, mendapatkan suplai darah dari arteri spinalis anterior
e. Tidak ada yang benar
A