Batch 34 Part 1 Flashcards

Mid Test (77 cards)

1
Q
  1. Seorang perempuan berusia 63 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500 Kkal dan secara teratur minum metformin 2x500mg, kaptopril 2x25 mg, ASA 1x80, klopidogrel 1x75 mg, simvastatin 1x20 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu, pasien dirawat di ICCU karena serangan jantung. Saat ini pasien tinggal seorang diri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : berat badan 70 kg dan tinggi badan 150 cm; tekanan darah 140/90 mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan kadar HbA1c 10,1 %; kreatinin serum 1,3 mg/dL.
    Pilihan terapi terbaik sebagai kombinasi untuk pasien ini adalah :
    a.Tambah insulin basal
    b.Hentikan metformin, tambah saxagliptin
    c.Tambah glikuidon
    d. Hentikan metformin, ganti pioglitazone
    e. Naikkan dosis metformin
A

b.Hentikan metformin, tambah saxagliptin

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
2
Q
  1. Seorang pasien laki-laki usia 45 tahun terdiagnosis DM sejak 1 tahun yang lalu dengan riwayat minum metformin tidak teratur. Pasien kali ini datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin kurus, dengan penurunan BB lebih dari 10 kg dalam 3 bulan terakhir, pasien sering lapar, dan frekuensi BAK meningkat. Hasil HbA1c 10.2%. Terapi yang paling tepat untuk pasien adalah :
    a. Metformin + pioglitazone + SU
    b. Metformin + SU + insulin basal
    c. Metformin + insulin basal + insulin prandial
    d. Metformin + acarbose + SU
    e. Metformin + insulin basal + pioglitazone
A

b. Metformin + SU + insulin basal

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
3
Q
  1. Seorang perempuan 30 tahun mengeluh sering haus dan pusing sehingga banyak minum dalam 1 bulan terakhir. Jumlah air kencing juga menjadi sangat banyak sekitar 10 liter per hari. Hal ini dikeluhkan pasien setelah pasien jatuh dari sepeda motor karena tidak berkonsentrasi saat menyetir motor. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 100 x/menit, RR 18 x/menit, Sh 36.8C. Pada hasil pemeriksaan laboratorium Hb 15.8 g/dL, leukosit 8.200/mm3, trombosit 320.000/mm3, Ht 43%, Na serum 120 mEq/L, K serum 3.1 mEq/L, GDS 110 mg/dL, Ur 30 mg/dL, Cr 1.4 mg/dL, osmolaritas serum 245 mOsm/kg, osmolaritas urine 220 mOsm/kg.
    Pemeriksaan selanjutnya apa yang digunakan untuk menegakkan diagnosis:
    a. Kadar metanefrin
    b. Kadar hormone tiroid
    c. Fluid deprivation test
    d. Kadar cortisol urin
    e. Kadar aldosterone plasma
A

c. Fluid deprivation test

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
4
Q
  1. Pasien wanita usia 48 tahun dengan riwayat DM tipe II yang sudah terdiagnosis sejak 10 tahun yang lalu. Selama ini pasien kontrol teratur. Saat dilakukan pemeriksaan rutin, pada hasil funduskopi mata didapatkan gambaran retinopati diabetik non-proliferatif.
    Tatalaksana yang paling tepat adalah :
    a. Tidak ada terapi khusus d. Vitrektomi
    b. Laser fotokoagulasi e. Injeksi inhibitor VEGF
    c. Operasi retina
A

Tidak ada terapi Khusus

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
5
Q
  1. Seorang laki-laki usia 55 tahun, dibawa keluarganya ke IRD karena penurunan kesadaran di mana tidak bisa dibangunkan setelah tidur siang. Pasien ini terdiagnosis DM sejak 2 tahun terakhir dengan terapi Glibenclamide 1x5 mg, diminum pagi hari. Menurut keluarga pasien, pasien tadi siang belum makan lalu ketiduran. Patofisiologi apa yang terjadi pada kondisi pasien ini:
    a. Penurunan sekresi glukagon oleh sel alfa pankreas
    b. Penurunan sekresi growth hormone oleh hipofisis
    c. Peningkatan sekresi ACTH oleh hipofisis
    d. Penurunan sekresi katekolamin oleh kelenjar adrenal
    e. Peningkatan sekresi prolaktin oleh hipofisis
A

c. Peningkatan sekresi ACTH oleh hipofisis

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
6
Q
  1. Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan menstruasi tidak teratur sejak 3 bulan. Tidak ada keluhan nyeri kepala atau gangguan penglihatan atau lapang pandang. Pasien sudah mempunyai anak usia 3 tahun. PF didapatkan TB 155 BB 58 pertumbuhan bulu ketiak dan bulu pubis dbn. Lab estradiol 1,0 pmol/L, LH 0,8 mIU/ml, FSH 0,3 mIU/ml, prolaktin 840 ug/ml, dan dari hasil MRI kepala didapatkan makroadenoma hipofisis berukuran 1.4 cm. Tatalaksana yang tepat:
    a. Operasi kraniotomi
    b. Operasi trans-sfenoidal
    c. Bromokriptin
    d. Obat kontrasepsi oral
    e. Klomifen sitrat
A

c. Bromokriptin10 mm: makroadenoma
<10mm: mikroadenoma
Indikasi operasi : fungsional, pendesakan

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
7
Q
  1. Seorang wanita 75 tahun didiagnosa dengan hipertiroid. Dia sudah lama menderita gangguan tiroid dan dia bertanya tanya konsekuensi apa yang mungkin akan terjadi pada sistem kardiovaskulernya.
    Manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai perubahan keadaan kardiovaskular pada hipertiroid:
    a. Penurunan kontraktilitas miokard dan vasodilatasi perifer
    b. Penurunan cardiac output dan peningkatan resistensi perifer
    c. Peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi perifer
    d. Peningkatan kontraktilitas miokard dan vasokonstriksi perifer
    e. Peningkatan cardiac output dan penurunan volume darah
A

b. Penurunan cardiac output dan peningkatan resistensi perifer

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
8
Q
  1. Seorang laki-laki 33 tahun terdiagnosis HIV sejak 2 bulan yang lalu dan belum pernah minum obat ARV karena belum ada gejala saat itu. Saat ini pasien datang mengeluh libido menurun, tidak mampu mempertahankan ereksi, mudah lelah, dan sedikit lemah. Keadaan pasien stabil, tidak ada tanda-tanda infeksi lain. Evaluasi lebih lanjut yang mungkin didapatkan adalah:
    a. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin normal
    b. Testosteron total menurun, sex hormon binding globulin menurun
    c. Testosteron total menurun, sex hormon binding globulin meningkat
    d. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin menurun
    e. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin meningkat
A

c. Testosteron total menurun, sex hormon binding globulin meningkat

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
9
Q
  1. Seorang wanita usia 35 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher yang membesar, tidak nyeri, disertai gejala-gejala seperti BB yang bertambah, wajah terlihat sembab dan suram, kulit kering, suara parau, serta tidak tahan dingin. Hasil lab didapatkan anti HCV +, TSH tinggi, fT4 rendah, dan anti TPO +. Diagnosis yang paling mungkin:
    a. Tiroiditis de quervain
    b. Tiroiditis karena hepatitis C
    c. Grave disease
    d. Tiroiditis autoimun
    e. Tiroiditis idiopatik
A

Autoimun

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
10
Q

1Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kedua payudaranya membesar sejak 1 bulan terakhir, tidak ada nyeri maupun nipple discharge. Pasien sudah memiliki 2 orang anak, dan menurut pengakuan pasien libidonya menurun. Tidak ada keluhan spesifik yang lain. Pemeriksaan selanjutnya apa yang anda sarankan:

a. Estradiol dan fungsi hati
b. Estradiol dan biopsi payudara
c. Testosteron dan analisis kariotipe
d. Estradiol dan analisis kariotipe
e. Testosteron dan USG testis

A

estradiol dan fungsi hati

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
11
Q
  1. Seorang pasien laki-laki, usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan mual dan muntah, sering kembung dan bila makan akan terasa cepat kenyang. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan terakhir. Selama ini pasien belum pernah periksa dan hanya minum vitamin, tetapi keluhan tidak membaik. Ternyata saat ini didapatkan hasil GDP 290 mg/dl. Obat pilihan yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien ini adalah:
    a. Antasida d. Sukralfat
    b. Omeprazole e. Ondansetron
    c. Metoclopramide
A

c. Metoclopramide

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
12
Q
  1. Seorang wanita usia 31 tahun datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah. Pasien juga sering merasakan pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sulit BAB. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien pernah didiagnosis terkena penyakit autoimun, diberikan steroid, tetapi 2 bulan terakhir pasien menghentikan sendiri pengobatannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD 100/70 mmHg, ND 92 x/menit, RR 16 x/menit, Suhu 37,6oC. Terdapat hiperpigmentasi di wajah, lengan, siku, lipatan kulit telapak tangan dan lutut. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10 gr/dL, Ht 38%, MCV 90 fL, MCH 30 pg/cell, Leukosit 7100 mm3, trombosit 430.000/uL, GDS 110 mg/dL, Na 130 meq/L, K 5.6 meq/L, Cl 100 meq/L, Ca 10.8 meq/L. Anda sebagai dokter penyakit dalam akan mendiagnosis pasien ini dengan..

a. Krisis adrenal
b. Addison disease
c. Sindrom Cushing: pada adrenal. ACTH naik, kortisol naik
d. Adenoma hipofisis
e. C-17 Hydroksilase defisiensi

A

addison

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
13
Q
  1. Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal ini muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. 3 hari terakhir pasien demam tinggi disertai batuk berdahak, tetapi pasien tidak beristirahat. Setelah itu pasien hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada diare. Riwayat sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Riwayat medis sebelumnya adalah hipotiroid dan mendapat pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, TD 89/62 mm Hg saat berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring dan 125 bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121 mEq / L, K 5,8 mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL.
    Apa diagnosis yang paling mungkin :

a. Krisis adrenal
b. Addison disease
c. Cushing syndrome
d. Hiperaldosteronisme primer
e. Hiperaldosteronisme sekunder

A

Krisis adrenal

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
14
Q
  1. Patofisiologi yang terjadi pada sindroma Cushing adalah :

a. Cortisol normal, ACTH rendah
b. Cortisol rendah, ACTH tinggi
c. Cortisol tinggi, ACTH normal
d. Cortisol normal, ACTH tinggi
e. Cortisol tinggi, ACTH rendah

A

Cortisol tinggi acth rendah

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
15
Q
  1. Seorang perempuan, 29 tahun, sedang hamil 8 minggu dikonsulkan ke poli penyakit dalam dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar debar. Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD 110/80 mmHg, nadi 128 x/menit, reguler, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu 37,2 C, exophtalmus pada kedua mata, struma difus disertai bruit, tremor halus pada kedua tangan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,8 gr/dl, lekosit 11.000/uL, trombosit 310.000, TSH < 0,005, fT4 9 ng/dl. Terapi yang sesuai dengan diagnosis di atas adalah:

a. Metimazole 1x30 mg
b. PTU 3x200 mg
c. Ablasi tiroid
d. Tiroidektomi
e. Levotiroksin 1x25 g

A

PTU 3 x 200

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
16
Q
  1. Seorang wanita 26 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelumnya. Mual, muntah, sejak 5 hari disertai diare. Batuk sejak 2 minggu disertai dahak kekuningan, demam sejak 10 hari. Pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345, tekanan darah 110/70mmHg, nadi 128x/m regular, frekuensi nafas 28x/m, Tax 39.5C. Rhonki basah nyaring pada lapang paru tengah kanan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Leukosit 15.600/uL, Free T4 29 mg/dl, TSH <0.01 IU/ml, Kalium 4.9 mmol/ L, GDA 400 mg/dl. EKG menunjukkan atrial fibrilasi. Berikut merupakan terapi yang tepat untuk pasien tersebut adalah :
    a. PTU + lugol + propanolol + insulin pump
    b. PTU + lugol + dexametasone + propanolol + insulin pump
    c. PTU + lugol + propanolol + insulin basal bolus
    d. PTU + lugol + propanolol + metilprednisolon + insulin basal bolus
    e. PTU + lugol + propanolol + DPP-4 inhibitor
A

PTU, Lugol, Steroid, Propranolol, Insulin Pump

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
17
Q
  1. Seorang laki-laki berusia 25 tahun baru menikah 2 bulan yang lalu, datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan hubungan seksual suami istri yang tidak memadai sejak menikah. Pada anamnesis didapatkan data bahwa sejak remaja sampai selesai kuliah pasien belum pernah merasakan ereksi yang memadai. Pada pemeriksaan fisik TB 165 cm, BB 60 kg. Tidak terlihat pertumbuhan rambut kumis, di ketiak, dan di daerah genital. Penampakan wajah seperti anak-anak. Tidak terlihat ada bekas jerawat di wajahnya. Pada pemeriksaan lebih lanjut tidak didapatkan kedua testis pada kedua scrotum, tidak terdapat ginekomastia. Patofisiologi pada kondisi ini adalah:
    a. Penurunan sex hormone binding globulin d. Agenesis saluran Muller
    b. Penurunan dehidroepiandrosteron e. Peningkatan 17OH hidroksilase
    c. Peningkatan testosteron total
A

Pemeriksaan DHEA

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
18
Q
  1. Pasien lelaki 50 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan dan kiri sering kesemutan hilang timbul membaik dengan istirahat, pasien menderita dislipidemia dan merokok selama 30 tahun terakhir. Hasil pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) skor pada pasien tersebut sebalah kanan 0.8 dan sebelah kiri 0.75. Terapi yang paling tepat :

a. LMWH
b. Filter vena cava inferior
c. Bedah endovaskular
Ciloztazol

A

Ciloztazol

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
19
Q
  1. Seorang laki-laki berusia 62 tahun, memiliki hobi bermain tenis, tetapi 1 tahun terakhir dia mengeluh sering tidak tepat memukul bola saat bermain tenis. Hal ini mungkin terjadi karena adanya kelainan pada bagian mata yaitu :

a. Lensa
b. Konjungtiva
c. Sklera
d. Vitreous humor
e. Retina

A

retina

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
20
Q
  1. Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan riwayat penyakit jantung koroner dan kolesterol tinggi. Pasien mendapatkan pengobatan atorvastatin 1x10mg. Aspilet 1x80mg, valsartan 1x80mg, dan gemfibrozil 1x300 mg. Pasien 1 minggu ini mengeluh nyeri otot yang semakin memberat disertai penurunan jumlah kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 148cm; berat badan 46 kg; tekanan darah 130/85 mmHg; kadar kolesterol total 160mg/dL; TG 264 mg/dL; LDL 200 mg/dL; HDL 38 mg/dL. Patofisiologi yang terjadi pada kondisi ini adalah :

a. Gangguan filtrasi di glomerulus
b. Nefritis tubulo-interstitial
c. Obstruksi tubulus ginjal
d. Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal
e. Penurunan tekanan intraglomerular

A

Obstruksi tubulus Ginjal

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
21
Q
  1. Seorang laki-laki 47 tahun, dibawah ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran menurun, istri pasien mengatakan bahwa sejak 5 hari terakhir pasien mengatakan badan terasa lemas dan hari ini tidak sadar. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, pernapasan cepat dan dalam dengan RR 30 x/mnt, turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan gula darah 460 mg/dl, Kalium 3,7 mEg/l, AGD asidosis metabolik, dan keton urine positif. Patofisiologi pada kondisi ini:
    a. pH turun, bikarbonat turun, anion gap turun, kalium meningkat
    b. pH turun, bikarbonat normal, anion gap normal, kalium normal/turun
    c. pH turun, bikarbonat turun, anion gap meningkat, kalium normal/turun
    d. pH turun, bikarbonat normal, anion gap meningkat, kalium meningkat
    e. pH turun, bikarbonat turun, anion gap turun, kalium normal/turun
A

c. pH turun, bikarbonat turun, anion gap meningkat, kalium normal/turun

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
22
Q
  1. Seorang perempuan berusia 63 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500 Kkal dan secara teratur minum metformin 2x500mg, glimepirid 1x2 mg, acarbose 3x100 mg, kaptopril 2x25 mg, ASA 1x80, klopidogrel 1x75 mg, simvastatin 1x20 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu, pasien dirawat di ICCU karena serangan jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : berat badan 55 kg dan tinggi badan 150 cm; tekanan darah 140/90 mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan kadar HbA1c 8,9 %; kreatinin serum 1,2 mg/dL. Terapi tambahan yang paling tepat:
    a. GLP-1 agonis
    b. DPP-4 inhibitor
    c. SGLT2 inhibitor
    d. Insulin basal
    e. Insulin basal bolus
A

Insulin Basal

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
23
Q
  1. Seorang perempuan berusia 28 tahun dengan riwayat asma bronkhiale datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, disertai rasa mau pingsan dan kesemutan sejak 1 jam yang lalu. Dalam satu tahun terakhir pasien mengalami gejala serupa ini sekitar 5 kali. Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak sesak dengan frekuensi napas 32x/menit, dangkal. Auskultasi paru tidak terdapat ronkhi maupun mengi. Dari BGA didapatkan pH 7.6 pCO2 16 pO2 96 HCO318 BE -5 SatO2 100%. Terapi yang tepat:
    a. O2 nasal, kalsium glukonas iv, benzodiazepine
    b. O2 rebreathing mask, kalsium glukonas iv, benzodiazepine
    c. O2 nasal, kalsium glukonas iv, CBT
    d. O2 rebreathing mask, kalsium glukonas iv, CBT
    e. Kalsium glukonas iv, benzodiazepine, CBT
A

a. O2 nasal, kalsium glukonas iv, benzo

Sindroma hiperventilasi: hipocalcemia, hipokarbidiazepine

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
24
Q
  1. Seorang perempuan berusia 48 tahun, sudah menikah, sejak 6 bulan yang lalu sering mengeluh nyeri dada sebelah kiri tidak menjalar, tidak berkeringat, hanya terasa berdebar-debar, dan sesekali ada keluhan mual dan muntah. Keluhan ini pertama kali timbul menjelang lebaran, saat sebagian besar anggota keluarga pergi keluar kota dan pasien hanya ditemani seorang keponakannya. Pasien merasa kesepian dan takut terjadi sesuatu pada dirinya. Sejak itu keluhan sering berulang terutama timbul bila pasien merasa sepi atau sendirian atau bila melihat musibah di televisi. Keluhan berkurang bila pasien merasa terhibur atau ada teman mengobrol atau datang ke poliklinik. Pasien merasa mudah marah kareha hal sepele atau tanpa sebab, mudah tersinggung, kadang tidak bisa mengendalikan rasa khawatir bahkan merasa takut akan kematian sudah dekat. Kemungkinan diagnosis yang tepat untuk pasien pada kasus di atas adalah :
    a. Depresi
    b. Dyspepsia fungsional
    c. Panic disorder (PD)
    d. Gangguan jantung fungsional
    e. Gangguan cemas menyeluruh (GAD)
A

GAD GAngguan Cemas Menyeluruh

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
25
25. Seorang perempuan berusia 33 tahun, pegawai wartel dan belum menikah, mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul sejak 8 bulan lalu disertai perut kembung dan berbunyi. Keluhan ini dirasakan setelah mengkonsumsi jamu temu lawak. Nyeri ulu hati sering dirasakan jika penderita merasa kecapean, makan asam atau pedas. Pasien juga sering mengeluh nyeri perut hilang timbul dan membaik setelah buang air besar, pasien merasa takut penyakitnya tidak akan sembuh karena sering sekali kambuh, bahkan sudah berulangkali berobat ke rumah sakit, keluhan tidak juga hilang. Pasien pernah menjalani gastroskopi hasilnya disebutkan tidak terdapat kelainan. Saat ini pasien sering tidak masuk kerja karena harus berobat ke rumah sakit. Menurut pengkajian anda, kemungkinan diagnose pasien tersebut adalah: a. Dyspepsia fungsional dan depresi b. Irritable bowel sindrom dan depresi c. Dyspepsia fungsional dan irritable bowel sindrom d. Dyspepsia fungsional dan gangguan cemas menyeluruh (GAD) e. Irritable bowel sindrom dan gangguan cemas menyeluruh (GAD)
GAD dan IBS
26
26. Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan sulit mempertahankan tidur sejak 1 bulan. Pasien cenderung mudah terbangun saat tidur dan tidak dapat tidur kembali. 1 tahun yang lalu pasien bercerai dengan suaminya dan saat ini pasien harus bekerja di dua tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi saat bekerja. Pasien sudah tidak pernah melakukan hobinya karena selalu merasa lelah. Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah: a. General Anxiety Disorder b. Panic Disorder c. Depresi d. Distimia e. Gangguan kepribadian
Depresi
27
27. Seorang laki-laki 70 tahun, datang ke poliklinik dengan kondisi hampir putus asa akibat sulit tidur sejak 2 tahun. Pasien sering berobat ke beberapa spesialis dan telah mendapat berbagai obat seperti estazolam, zolpidem, serta berbagai obat anti depresan dan ansiolitik, namun tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan yang bermakna, hanya nampak letih. Terapi farmakologi yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah : a. Antidepressan trisiklik b. SSRI c. Non-SSRI d. Benzodiazepine e. Anxiolytic
non-SSRI. TCA tidak disarankan pada usia lanjut
28
28. Pasien laki-laki 23 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa berat dan banyak berkeringat. Sejak 2 tahun yang lalu pasien kuliah di perguruan tinggi swasta dan sebentar lagi harus menyelesaikan skripsi, disamping itu ada dua mata kuliah pasien yang belum lulus. Selama ini kuliah yang dijalankan oleh pasien tidak sesuai keinginan pasien. Pasien merasa tertekan karena tidak bisa mengemukakan hal tersebut kepada orang tuanya. Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan orang tua pasien sangat berharap agar anaknya menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya. Status ekonomi orang tua terbilang cukup. Pemeriksaan fisik dan penunjang normal, tekanan darah 120/80 mmHg. Terapi farmakologis yang tepat pada pasien ini adalah: a. Paroxetine b. Buspiron (GAD) c. Fluoxetine d. Clobazam e. Alprazolam
Fluoxetine. PAroxetin pada kasus bunuh diri pada usia muda
29
29. Seorang wanita 19 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 4 bulan yang lalu. Sesak timbul ketika pasien melakukan aktivitas ringan seperti menyapu rumah dan membaik dengan istirahat. Pasien juga mengeluh mudah lelah dan sejak sekolah di bangku SMP, pasien tidak mengikuti olah raga karena lelah yang berlebihan setelah olah raga. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 110/70mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas 20x/m, murmur sistolik II/6 pada intercostal space 2 kiri yang bervariasi dengan inspirasi. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Rontgen paru PA menunjukkan gambaran vaskularisasi paru normal dengan dilatasi arteri pulmonalis. Gambaran echo yang mungkin didapatkan adalah: a. Stenosis katup pulmonal b. Hipertensi pulmonal disertai trikuspid regurgitasi c. Stenosis katup pulmonal disertai stenosis aorta d. Hipertensi pulmonal disertai hipertrofi ventrikel kiri e. Stenosis katup pulmonal disertai VSD
a. Stenosis katup pulmonal
30
30. Seorang wanita 19 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 4 bulan yang lalu. Sesak timbul ketika pasien melakukan aktivitas ringan seperti menyapu rumah dan membaik dengan istirahat. Pasien juga mengeluh mudah lelah dan sejak sekolah di bangku SMP, pasien tidak mengikuti olah raga karena lelah yang berlebihan setelah olah raga. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 110/70mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas 20x/m, murmur sistolik II/6 pada interkostal space 2 kiri yang bervariasi dengan inspirasi. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Rontgen paru PA menunjukkan gambaran vaskularisasi paru normal dengan dilatasi arteri pulmonalis. Patofisiologi pada kondisi ini adalah: a. Penyempitan katup pulmonal b. Penurunan resistensi pulmonal c. Peningkatan aliran arteri pulmonal d. Peningkatan resistensi pulmonal e. Peningkatan diameter arteri pulmonal
Peningkatan resistensi pulmonal
31
32. Pasien laki-laki berusia 55 tahun, rencana akan dioperasi hernia reponibilis. Pasien ini post dipasang Bare Metal stent koroner 2 minggu. Selama ini pasien mendapatkan aspirin 1x100 mg dan klopidogrel 1x75 mg. Bagaimana tatalaksana perioperatif pada pasien ini: a. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin 7 hari sebelum operasi b. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin dan klopidogrel 7 hari sebelum operasi c. Operasi hernia tanpa menghentikan aspirin dan klopidogrel d. Menunda operasi hernia 4-6 minggu e. Menunda operasi hernia hingga 12 bulan
d. Menunda operasi hernia 4-6 minggu
32
34. Seorang laki-laki, 56 thn, datang ke IRD dengan riwayat sering pingsan sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki hipertensi selama 10 tahun dan dislipidemia, yang selama ini diobati secara rutin. Pasien juga seorang perokok aktif. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran: Tatalaksana farmakologi yang tepat adalah: a. Adrenalin b. Adenosin c. Verapamil d. Dopamin e. Sulfas atropin
SA (EKG Bradiaritmia)
33
35. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2-3 bulan lalu. Sesak bahkan sudah dirasakan meskipun melakukan aktifitas ringan seperti berpakaian. PF didapatkan TD 110/20 nadi 104x /menit irama tidak teratur. Didapatkan gallop S3 dan terdengar bising diastolik decressendo di sela iga 2 right sternal border. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah: a. Penurunan tekanan sistolik aorta b. Penurunan left ventrikular preload c. Peningkatan tekanan diastolik aorta d. Penurunan left atrial end diastolik volume e. Peningkatan left ventrikular end diastolik volume
e. Peningkatan left ventrikular end diastolik volume
34
36. Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 5 jam SMRS, nyeri dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas ringan dan berkurang setelah istirahat. Pasien merupakan perokok aktif dan menderita sakit hipertensi dan dislipidemia, serta rutin mengkonsumsi amlodipin 10 mg. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali. Dari vital sign didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 100 x/mnt, RR 22 x/mnt. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan. Hasil pemeriksaan laboratorium CKMB dan troponin masih dalam batas normal, pada EKG didapatkan T inverted pada II, III, aVF. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas adalah: a. Angina pektoris stabil b. Angina pektoris tidak stabil c. Angina prinzmetal d. STEMI e. NSTEMI
APTS
35
37. Seorang wanita hamil 36/37 minggu, memiliki riwayat operasi pemasangan katup mitral protese karena penyakit jantung reumatik. Pasien ini direncanakan melahirkan dengan sectio caesaria. Tatalaksana profilaksis endokarditis pada kasus ini adalah: a. Amoksisilin 2 gram po/iv 30-60 menit sebelum operasi b. Clindamycin 600 mg po 30-60 menit sebelum operasi c. Tetrasiklin 750 mg po 30-60 menit sebelum operasi d. Ciprofloxacin 500 mg 30-60 menit sebelum operasi e. Tidak perlu pemberian profilaksis
Tidak Perlu
36
38. Seorang laki-laki datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai berdebar-debar 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Tidak didapatkan keluhan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/60 mmHg, denyut jantung 134x/menit. Gambaran EKG sebagai berikut: Tatalaksana yang paling tepat adalah : a. Vagal manuver b. Adenosin 6 mg bolus lanjut 12 mg c. Verapamil drip kontinyu d. Kardioversi synchronized mulai 50 joule e. Kardioversi synchronized mulai 100 joule
Cardioversi Synchronized mulai 50 Joule
37
38. Seorang perempuan 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang bertambah berat sejak 3 hari lalu. Pasien saat ini sedang hamil minggu ke -37. Keluhan sesak disertai bengkak pada kedua tungkai. Tidak didapatkan riwayat penyakit jantng sebelumnya. pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70; nadi 100x/menit; irama reguler; frekuensi nafas 28x/menit; didapatkan ronkhi basah halus di kedua basal paru. Jantung didapatkan impuls apikal yang melebar murmur holosistolik grade 3/6 dan gallop S3. Ekokardiografi didapatkan EF 30%. Terapi farmakologis yang paling tepat pada kasus ini adalah: a. Furosemide, propanolol, captopril, warfarin b. Furosemide, spironolakton, warfarin c. Furosemide, carvedilol, spironolakton, heparin d. Furosemide, carvedilol, heparin e. Furosemide, spironolakton, heparin kombinasi warfarin PPCM : minggu 27 – bulan 5 KI: ace – i / ARB / ARB
d. Furosemide, carvedilol, heparin Kontraindikasi ACE/ARB
38
39. Wanita, 40 tahun obese datang dengan nyeri dada dan riwayat sinkop berulang hingga 2x. Pemeriksaan fisik ditemukan midsistolik ejection murmur, terdengar paling jelas di aorta, menjalar ke daerah karotis, disertai S4 gallop, denyut karotis menghilang. Pemeriksaan nadi yang dapat dijumpai pada kondisi ini adalah: a. Pulsus magnus (AR, HT kronis) b. Pulsus defisit (AF) c. Pulsus paradoksus (Efusi perikard, tamponade, Dekom advanced, Cor pulmonale) d. Pulsus alternans (dekom, koroner,takikardi paroxysmal) e. Pulsus parvus et tardus (AS, Tamponade, Perikarditis konstriktif)
AS : Pulsus Parvus et Tardus
39
40. Seorang wanita, 52 tahun, dengan keluhan nyeri dada sejak 15 menit yang lalu, saat pasien sedang mencuci pakaian. Keluhan ini sudah dua kali dirasakan, sebelumnya nyeri dada membaik setelah istirahat, keluhan kali ini dirasakan lebih nyeri dan lebih lama. Pasien dengan riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, berobat teratur dengan metformin 500 mg 2x1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak cemas, TD 130/80 mmHg, denyut jantung 110 x/menit. GDA 154 mg/dl. EKG menunjukkan ST depresi di lead V5-V6. Patofisiologi yang mendasari keluhan tersebut adalah: a. Vasospasme arteri koroner b. Plak ateroma dengan fibrous cap tebal c. Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi tidak total d. Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi total e. Robeknya lapisan tunika intima aorta
. Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi tidak total
40
41. Laki-laki berusia 72 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat dan sampai pingsan saat naik tangga di rumahnya. Pasien sering sesak di malam hari dan tidur dengan bantal tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cmH2O, ronki basah halus pada basal kedua paru, murmur sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kanan yang dapat terdengar juga pada arteri femoralis, serta edema pitting kedua pretibial. Pasien juga terlihat kepalanya mengangguk2 mengikuti denyut jantung. Kondisi apa saja yang terjadi pada pasien ini: a. Gagal jantung akut dan aorta regurgitasi b. Gagal jantung akut dan aorta stenosis c. Gagal jantung akut dan mitral stenosis d. Gagal jantung akut dan mitral regurgitasi e. Gagal jantung akut dan pulmonal regurgitasi
GGA dan AS
41
42. Seorang perempuan 38 tahun penderita CHF NYHA III masih mengalami gejala dengan pemberian terapi diuretik. Dokter yang merawatnya mempertimbangkan untuk menambahkan agen terapi kedua atau bahkan ketiga pada regimennya. Pemeriksaan echo menunjukkan EF 25%. Terapi farmakologis apakah yang tepat ditambahkan pada pasien ini: a. Bisoprolol b. Statin c. Spironolakton d. Digoksin e. Aspirin
c. Spironolakton
42
43. Seorang pria berusia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 15 batang per hari sejak 25 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Hasil CT-Scan thoraks dicurigai keganasan pada paru. Bila kondisi pasien seperti ini, keganasan parunya mencapai stadium: a. IIA b. IIB c. IIIA d. IIIB e. IV
III B
43
45. Laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 7 hari lalu disertai demam dan batuk berdahak. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak usia 20 tahun terutama bila terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol semprot. Sejak 1 tahun terakhir keluhan sesak nafas dirasakan muncul setiap hari. Dan tidak membaik meskipun menggunakan salbutamol inhaler. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela iga melebar, suara nafas bronkhial, disertai wheezing. Pemeriksaan FEV1 2,3L/menit dan post bronkhodilator FEV1 2,4 L/mnt. Dari hasil kultur dahak didapatkan Aspergillus. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda sarankan: a. IgE serum b. Eosinofil darah c. Spirometri serial d. Bronkoskopi e. Foto thoraks
eosinofil Darah
44
46. Seorang lelaki usia 70 tahun selama ini tinggal di panti jompo, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak napas. PF paru didapatkan bronkovesikuler pada paru kanan bawah disertai ronki basah nyaring. Pada foto toraks didapatkan bercak-bercak infiltrat pada paru kanan bawah. Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus pasien tersebut adalah: a. Staphylococcus aureus b. Streptococcus pneumonia c. Mycoplasma pneumonia d. Bacteroides fragilis e. Pseudomonas aeruginosa
e. Pseudomonas aerogenosa
45
47. Seorang laki-laki usia 70 tahun, dirawat di RS karena stroke iskemik akut selama 14 hari. Pada hari ke 14 perawatan, pasien mengalami demam dan dari pemeriksaan fisik didapatkan ronki basah kasar di lapangan paru kanan. Hasil foto thoraks terbaru dibandingkan foto thoraks saat hari pertama MRS, didapatkan pertambahan infiltrat pada paru kanan. Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pada kasus seperti ini adalah: a. Klebsiella pneumonia b. Haemophilus influenza c. Legionella pneumophilla (kuman orang tua) d. Mycoplasma pneumonia e. Staphylococcus aureus
Legionella Pneumohillia (HAP saat dirawat)
46
48. Seorang perempuan usia 53 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang semakin hebat sejak 3 hari SMRS. Pasien mengeluh sesak napas yang tidak berkurang dengan istirahat 3 minggu terakhir, batuk berdahak putih kental, tidak disertai mengi, dan pasien lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Pasien kadang demam, nafsu makan dan berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan cairan warna kuning, hitung sel MN 95%, glukosa 20 mg/dl, Rivalta (+), LDH 380 u/l, ADA 85. Tatalaksana yang paling tepat adalah: a. Antibiotik b. NSAID c. OAT d. OAT dan steroid e. Kemoterapi
OAT dan steroid
47
49. Seorang wanita, 23 tahun, bekerja sebagai perawat RS yang bekerja di ruang perawatan TB, menjalani pemeriksaan skrining TB karena riwayat kontak dengan penderita TB aktif. Satu tahun yang lalu hasil mantoux tes indurasi 3 mm. Saat ini hasil mantoux tes didapatkan indurasi 18 mm dalam 48 jam. Saat ini tidak ada gejala khusus yang dialami wanita ini. Tidak memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya. Tata laksana selanjutnya adalah: a. Foto thoraks b. Ulangi tes Mantoux 2 bulan kemudian c. INH 300 mg selama 6 bulan d. Foto thoraks dan INH 300 mg selama 3 bulan e. Diberikan antibiotik empiris
c. INH selama 6 bulan
48
50. Seorang perempuan 29 tahun datang ke poliklinik karena batuk dan sesak nafas yang semakin memberat sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sakit di punggung yang hilang timbul. Berat badan pasien menurun 10 Kg dan sudah 2 kali keluar darah segar saat batuk. Tidak ada riwayat merokok. Pada foto torak terdapat massa di lobus atas kiri dengan pelebaran mediastinum dan efusi pleura kiri setinggi sela iga 4. Pada pemeriksaan trans thoracal needle aspiration (TTNA) dan sitologi cairan pleura didapatkan hasil small-cell Ca. Dan didapatkan pula multipel nodul di hasil CT-Scan otak dan gambaran kompresi vertebral pada foto thorakolumbal. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah: a. Radiasi b. Kemoradiasi c. Kemoterapi d. Operasi disertai kemoterapi adjuvan e. Suportif saja
Kemoterapi
49
51. Seorang perempuan 18 tahun mengeluh sesak napas berbunyi. Dalam 1 bulan terakhir serangan mengi sering berulang 2-3 x/minggu. Sering terbangun malam hari karena batuk-batuk dan tidak enak di dada. Keluarga dengan riwayat atopik (+). Penderita selama ini menggunakan reliever berupa Salbutamol inhaler untuk meringankan keluhan 2-3-x/minggu. Tatalaksana selanjutnya yang tepat adalah: a. Tambah inhalasi budesonide dosis rendah b. Tambah kombinasi inhalasi formoterol dan budesonide dosis sedang c. Tambah inhalasi ipratropium bromide d. Tambah metiprednisolon oral dosis rendah e. Tambah anti IgE
Tambah budesonide inhaler dosis rendah
50
52. Seorang laki-laki, 72 tahun masuk ke RS dengan keluhan sesak nafas, keluhan sesak sudah dialami sejak 6 bulan lalu, dan memberat 1 minggu terakhir, batuk berdahak sejak sejak lama, dan 1 minggu terakhir dahak bertambah banyak dengan warna kehijauan, Riwayat merokok sejak muda + 1 bungkus perhari dan telah berhenti 1 tahun lalu. Pemeriksaan fisis paru Inspeksi : Simetris , sela iga melebar dan mendatar, Palpasi : vocal fremitus sama kiri & kanan, Perkusi : hipersonor, Auskultasi :suara nafas bronkial, dengan wheezing difus kedua paru. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah: a. Injeksi steroid, SABA, SAMA b. Antibiotik, injeksi steroid, mukolitik c. Antibiotik, injeksi steroid, SABA, SAMA, mukolitik d. Antibiotik, steroid inhalasi, SABA, SAMA, mukolitik e. Antibiotik, steroid inhalasi, SABA, SAMA, mukolitik, aminofilin iv
c. Antibiotik, injeksi steroid, SABA, SAMA, mukolitik
51
53. Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat sejak 1 hari. Selain itu pasien juga mengeluh batuk dengan dahak putih sejak 3 tahun dan memberat 3 hari dengan jumlah dahak bertambah banyak disertai perubahan warna menjadi kehijauan. Pasien memiliki riwayat sesak nafas bila beraktivitas berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 101 x/mnt, suhu aksiler 38,1 oC. Pemeriksaan paru tampak retraksi sela iga dan wheezing. Selain itu juga didapatkan jari tabuh. Hasil analisis gas darah pH 7,31; pO2 62 mmHg; pCO2 58 mmHg; HCO3 19,2 mmol/L; BE +1. Pada pemeriksaan foto thorak didapatkan gambaran tampak sela iga melebar, diafragma datar, parenkim paru hiperradiolusen. Tatalaksana awal selain pemberian oksigen pada pasien in adalah : a. Antibiotik dan drip aminofilin b. Injeksi steroid dan drip aminofilin c. Drip aminofilin dan inhalasi formoterol-budesonide d. Inhalasi formoterol-budesonide dan SAMA e. Inhalasi SAMA dan mukolitik
d. Inhalasi formoterol-budesonide dan SAMA
52
56. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak yang kadang-kadang bercampur dengan sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak 30 tahun yll. Pasien juga mengalami demam sumer-sumer disertai penurunan nafsu makan dan BB drastis. Pemeriksaan dada tampak asimetris. Pada inspeksi hemitorak kanan tertinggal. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi paru kanan redup, bising nafas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radio-opak pada gambaran hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Diagnosis yang paling mungkin: a. Pneumothoraks kanan b. Pneumonia kanan c. Massa paru kanan d. Kolaps paru kanan e. Schwarte paru kanan
c. MAssa paru kanan
53
57. Seorang pria 24 tahun datang ke ruang gawat darurat mengeluh sesak napas dan nyeri sisi kanan dada. Gejala mulai tiba-tiba sekitar 2 jam sebelumnya. Nyeri ini lebih memberat saat inspirasi. Demam atau menggigil disangkal dan kaki bengkak tidak ada. Dia tidak memiliki masa lalu riwayat kesehatan tetapi merokok 1 bungkus rokok setiap hari. Pada pemeriksaan fisik, takipnoe dengan pernapasan yang cepat 24 x / menit. Saturasi oksigen nya adalah 94% pada udara ruangan. suara nafas menurun di paru-paru kanan, dan ada hypersonor pada perkusi. Patofisiologi yang mungkin mendasari terjadinya kondisi ini adalah: a. Keradangan pada pleura b. Pecahnya bleb c. Obstruksi saluran napas kecil d. Obstruksi saluran napas besar e. Gangguan ventilasi karena rangsangan sentral
Pecahnya bleb
54
58. Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1 minggu SMRS. Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau dan berbau, badan terasa lemah, nafsu makan menurun. Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang timbul. Empat minggu sebelumnya penderita cabut gigi karena gigi berlubang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit. Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro thoraks PA memperlihatkan cavitas irregular dengan gambaran air fluid level. Etiologi paling sering dari kasus di atas adalah: a. Staphylococcus aureus b. Haemophilus influenza c. Streptococcus pneumonia d. Streptococcus viridans e. Bacteroides fragilis
e. Bacteroides fragilis
55
62. Laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 hari lalu. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak usia 20 tahun terutama bila terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol. Sejak 1 tahun terakhir keluhan sesak nafas dirasakan muncul setiap hari. Dan tidak membaik meskipun menggunakan salbutamol inhaler. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela iga melebar, suara nafas bronkhial, disertai wheezing. Pemeriksaan FEV1 2,3L/menit dan post bronkhodilator FEV1 2,4 L/mnt. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah: a. Obstruksi saluran napas kecil-sedang b. Peningkatan resistensi saluran napas c. Sebukan sel-sel radang yang menghasilkan sitokin inflamasi d. Inflamasi karena degranulasi sel mast dan basofil e. Kerusakan parenkim paru akibat inflamasi
c. Sebukan sel-sel radang yang menghasilkan sitokin inflamasi
56
63. Seorang laki-laki 32 tahun ke IGD dengan keluhan sesak napas memberat tiba-tiba dan nyeri dada saat batuk. Sesak napas saat aktivitas 3 bulan, batuk tidak produktif, anoreksia dan penurunan berat badan 7 kg dalam 3 bln. Merokok 1-2 bungkus perhari, kadang minum alkohol, faktor risiko HIV tdk ada. CxR : pneumothorax kanan 80%, infiltrat nodular di kiri basal. Setelah pemasangan WSD, CT scan : infiltrat nodular bilateral di basal paru dan multipel kista kecil di apex. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk mendiagnosis pasien ini: a. Uji klorida keringat b. Kadar alpha-1 antitrypsin c. CT-Scan thoraks resolusi tinggi d. Kultur dahak e. FNAB pada nodul paru
Kadar alpha 1 antitripsin
57
65. Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan riwayat batuk kronik sejak 1 bulan sebelum berobat. Batuk dengan dahak yang biasanya berwarna kuning dan kadang-kadang kehijauan. Tidak ada riwayat mengi, asma, gagal jantung kongestif, dan penyakit refluks gastroesofageal. Pasien merokok selama 15 tahun sebanyak 1 bungkus/hari. Pada pemeriksaan paru didapati ronki basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil rontgen torak didapatkan gambaran kista kecil-kecil pada paru kanan bawah disertai bercak-bercak infiltrat disekitarnya. Hasil spirometri: FEV 1 80%; FVC 88%. Patofisiologi yang mendasari kondisi tersebut adalah: a. Keradangan parenkim paru b. Obstruksi saluran napas kecil-sedang c. Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi d. Reaksi hipersensitivitas pada saluran napas e. Dilatasi dan destruksi dinding bronkus
e. Dilatasi dan destruksi dinding bronkus
58
66. Seorang Laki-laki berusia 43 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan riwayat batuk kronik sejak 1 bulan sebelum berobat. Batuk dengan dahak yang berwarna kuning dan kadang-kadang kehijauan. Tidak ada riwayat mengi, asma, gagal jantung kongestif, dan penyakit refluks gastroesofageal. Pasien merokok selama 18 tahun sebanyak 1 bungkus/hari. Pada pemeriksaan paru didapati ronki basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil rontgen torak didapatkan gambaran menyerupai sarang tawon pada paru kanan bawah disertai bercak-bercak infiltrat disekitarnya. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk mendiagnosis pasien ini adalah: a. Fluoroskopi b. Bronkoskopi (1st line PDx) c. CT-Scan thoraks dengan kontras (2nd Line) d. Spirometri e. Biopsi transtorakal
Bronkoskopi (1st line)
59
68. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai demam tinggi dan batuk berdahak kekuningan kadang disertai darah sejak 2 hari. Pasien memiliki riwayat DM dan kontrol tidak teratur. Riwayat merokok 15 batang/hari. Pemeriksaan laboratorium Hb 11,3 g/dl; LED 85 mm/jam; lekosit 18.700/ul; trombosit 410.000/ul, GDA 210 mg/dl. Sputum BTA negatif. Pemeriksaan penunjang paling tepat yang dilakukan utk menegakkan diagnosis penyakit paru pada pasien ini adalah: a. CT scan thorax b. Bronkhoskopi biopsi c. Rontgen thorax PA/Lateral d. Kultur sputum e. Petanda tumor CEA, NSE, dan Cyfra 21-1
Kultur sputum
60
69. Seorang pria berusia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 15 batang per hari sejak 25 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Untuk membedakan efusi pleura yang ada merupakan eksudat atau transudat, hasil yang diharapkan dari analisa cairan pleura adalah: a. LDH>300 mg/dl b. protein efusi/serum > 0.5 c. pH<7.2 d. LDH efusi/serum >0.5 e. glukosa <60 mg/dl
b. protein efusi/serum > 0.5
61
81. Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan tangan kanan sering kesemutan sejak 2 minggu terakhir. Pasien selama ini bekerja sebagai sekretaris yang sehari-hari mengetik komputer. Pemeriksaan di poli menunjukkan bahwa bila tangan kanan ditekuk pada pergelangan tangan, akan menyebabkan rasa kesemutan dan sedikit nyeri yang menyebar ke jari ke 3,4,5 tangan kanan. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah: a. Inflamasi tendon otot thenar dan hipothenar b. Inflamasi sendi pergelangan tangan kanan c. Efusi pada sendi pergelangan tangan kanan d. Entrapment (terciduk) nervus medianus e. Bursitis pada pergelangan tangan kanan
d. entrapment n medianus
62
82. Seorang perempuan berusia 60 tahun, penderita osteoarthritis, berobat ke poliklinik dengan keluhan tiba – tiba mengalami nyeri dan pembengkakan pada belakang lutut kanannya. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini: a. Tendinitis Achilles b. Ruptur kista Baker c. Bursitis pes anserinus d. Thrombosis vena dalam e. Robekan tendon patella
b. Ruptur kista Baker
63
83. Seorang wanita 44 tahun dengan asma yang menggunakan obat kortikosteroid berobat ke klinik penyakit dalam. Dalam kunjungan terakhirnya, diberikan obat antagonis reseptor leukotrien dan dosis kortikosteroidnya dikurangi. Serangkaian pemeriksaan rontgen thoraks selama 8 tahun menunjukkan sekilas gambaran fleeting interstitial patchy shadowing. Dia baru-baru ke dokter umum dengan keluhan adanya nodul subkutan pada permukaan ekstensor dari lengan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia normokromik normositik ringan, peningkatan LED, adanya eosinofilia perifer dan faktor rheumatoid positif. Pada riwayat penyakit dahulu pernah didiagnosis dengan polip hidung dan sinusitis. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. Churg-strauss syndrome (EGPA) b. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis c. Extrinsic allergic alveolitis d. Wegener granulomatosis e. Rheumatoid lung disease
Churg Strauss Syndrome
64
84. Seorang pria usia 57 tahun yang sebelumnya merasa sehat telah jatuh sakit selama dua bulan dengan lesu, lemah, sesak napas pada saat mengeluarkan tenaga, mengeluh nyeri perut dan rasa baal progresif pada kakinya. Berat badannya turun 10 kg dalam periode yang sama. Sekarang ia menderita poliartritis pada tangannya dan gejalanya mengarah pada mononeuritis pada distribusi nervus medianus kanan. Pasien juga memiliki asma sejak 2 bulan yang sering kambuh disertai eosinofilia perifer pada pemeriksaan laboratorium. Radiologik dada tidak menunjukkan kelainan. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. Churg-strauss syndrome b. Wegener granulomatosis c. Polyarteritis nodosa d. Arteritis temporal e. Vaskulitis hipersensitifitas
Churg Strauss Synd
65
85. Seorang laki-laki 49 tahun, menikah, seorang pegawai bank, datang ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di leher dan beberapa titik pada punggung, disertai kepala tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Saat bangun pagi pasien masih merasa lelah dan kembali nyeri. Kadang2 pasien terbangun malam hari dan sulit untuk tidur lagi. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah: a. Fibromialgia (tender point) b. Tension headache c. Cervical syndrome d. Myofacial syndrome e. Chronic fatique syndrome
Sindrom Myofasial (Sindrom lelah kronik)
66
87. Seorang pria 64 tahun menderita gagal jantung kongestif datang ke unit gawat darurat dengan keluhan tiba-tiba nyeri hebat di kaki kanannya. Rasa nyeri dimulai pada malam hari dan membuat pasien terbangun dari tidur nyenyak. Pasien mengatakan nyeri menjadi begitu parah sehingga dia tidak bisa memakai sepatu atau kaus kaki saat ke rumah sakit. Pasien saat ini mendapat pengobatan furosemide 40 mg/12 jam, carvedilol 6,25 mg/ 12 jam, candesartan 8 mg/ 24 jam, dan aspirin 325 mg/ 24 jam. Pada pemeriksaan fisik, pasien demam 38,5 °C. Ibu jari kaki kanan tampak eritem dan nyeri saat disentuh. Didapatkan pembengkakan dan efusi sendi yang signifikan pada metatarsophalangeal pertama kaki kanan. Tidak ada sendi lain yang terlibat. Manakah dari temuan berikut yang diharapkan pada arthrocentesis: a. Kadar glukosa kurang dari 25 mg / dL b. Pengecatan Gram positif c. Didapatkan kristal berbentuk jarum di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi d. Didapatkan kristal rhomboid di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi (CPPD) e. Hitung leukosit lebih besar dari 100.000 / μL
c. Didapatkan kristal berbentuk jarum di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi
67
89. Seorang laki-laki, 28 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 3 hari yang lalu dan nyeri sendi dikedua kaki, sebelumnya 2 minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri saat BAK, dan saat ini keluhan nyeri tersebut sudah tidak ada lagi. Pada pemeriksaan fisik didapat kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmhg, N: 80 x/menit, RR; 20 x/ menit, T; 36,5dari pemeriksaan Laboratorium Hb: 12 g/dl, leukosit : 7900/ul, trombosit 246.000/ul, LED : 50 mm/jam, CRP (+).Urinalisa : pH : 6,0, leukosit (-), nitrit (-), protein (-). Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut : a. Artritis psoriatik b. Artritis enteropatik c. Spondilitis ankilosa d. Artritis reaktif e. Rheumatoid arthritis
Reaktif Arthritis
68
90. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang berobat ke poliklinik reumatologi dengan keluhan nyeri dan kaku pada sendi jari-jari tangan sejak 6 bulan yang lalu. Menurut pasien nyeri dan kaku dirasakan pada pagi hari setelah bangun (<30 menit). Pasien juga merupakan penderita diabetes mellitus tipe 2. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan pada buku sendi PIP (bouchard’s) dan DIP (heberden’s) hampir pada semua jari tangan. Diagnosis pada pasien ini adalah: a. Pseudogout b. Osteoartritis manus c. Kontraktur Dupuytren d. Pseudorheumatoid arthritis e. Elderly onset rheumatoid arthritis
OA Manus
69
91. Seorang perempuan 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kebiruan dan dingin pada ujung jari-jarinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpasi pada arteri brakialis kiri lemah dan didapatkan bruit vaskuler, sedangkan arteri brakhialis kanan normal. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah: a. USG Doppler b. Biopsi arteri brakhialis c. Arteriografi d. Pemeriksaan ANCA e. Pemeriksaan LED
Arteriografi
70
92. Seorang laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan nyeri di pinggang sejak 6 bulan. Nyeri bersifat tumpul dan menjalar ke arah bokong. Nyeri dirasakan terutama pagi hari dan tidak membaik dengan istirahat. Nyeri perbaikan setelah pasien beraktifitas. Pasien menyangkal adanya infeksi dalam sebulan terakhir. Dari pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran sakroiliitis grade 3 bilateral. Terapi farmakologis pilihan pada kasus ini adalah: a. Steroid b. NSAID c. Infliximab d. Rituximab e. Dazalimumab
Infliximab
71
93. Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada tulang punggung sejak 1 bulan. Hasil foto polos tulang belakang didapatkan gambaran pseudofraktur. Kadar kalsium dan fosfat rendah disertai kadar vitamin D di bawah normal. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. Keganasan tulang b. Osteoporosis c. Osteomalasia d. Paget’s disease e. Osteoarthritis primer
Osteomalasia
72
95. Seorang pasien laki-laki 64 tahun dengan TB paru on terapi OAT fasr lanjutan, dirujuk untuk evaluasi atas keluhan demam, atralgia, pleuritis dan ruam malar yang sudah berlangsung 3 bulan. Pleuritis berespon dengan prednison tetapi tidak dapat dilakukan tappering off karena gejala berulang saat dosis prednison < 15 mg/hari. Pemeriksaan anti histon +. Diagnosis pada pasien ini adalah: (INH) a. SLE b. Elderly onset rheumatoid arthritis c. Pleuritis TB d. Drug-induced Lupus Erythematous e. Positif palsu anti histon
Drug Induced Lupus
73
96. Pasien perempuan 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sering demam sejak 3 minggu yang lalu, demam tidak tinggi, tidak enak badan, cepat lelah. Sejak 4 tahun yang lalu pasien sering merasa pegal, nyeri sendi, rambut rontok, kulit sekitar pipi kasar mengeras. Keadaan umum tampak sakit sedang, kompos mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, tampak alopesia. Paru : sonor, vesikuler normal, ronkhi (+) di lapangan tengah dan kedua paru. Pada pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl, Trombosit 165.000, Coomb test (+), ureum 91 mg/dl, kreatinin 2.1 mg/dl, urinalisa protein (+2), ANA test (+), anti ds DNA (+), anti RNP (+). Biopsi kulit sesuai dengan skleroderma. Diagnosis utama yang paling mungkin pada pasien ini adalah: a. SLE b. Polimiosistis c. Skleroderma d. Rheumatoid arthritis e. Mixed Connective Tissue Disease
MCTD
74
97. Seorang perempuan 42 tahun dengan keluan sesak saat aktivitas, malaise dan lemah sejak 3 bulan terakhir. Dia melaporkan bahwa gejala memburuk gradual dan berhubungan dengan demam sumer-sumer, anoreksia, dan penurunan berat badan. Pasien mengalami masalah dalam menaiki tangga karena kelemahan tungkai dan sesak napas. Baru-baru ini pasien baru menyadari lengan pasien lelah ketika mencuci gigi dan menata rambut. Kemampuan menulis pasien masih normal dan tidak ada gangguan sensorik. Pada pemeriksaan fisik suhu badan 37,8 ⁰C, ada ronki basah halus di kedua paru, kelemahan di otot deltoid, kuadrisep dan psoas, kemerahan di kulit. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan kreatin kinase, ANA +, anti dsDNA +, PM-Scl +, anti Jo-1 +, anti RNP -, Radiologis : infiltrat interstisial bilateral dan kapasitas paru menurun menjadi 70 % dari nilai prediksi. Diagnosis yang paling mungkin adalah: a. SLE b. Rheumatoid arthritis c. Skleroderma sistemik d. Dermatomyosistis e. Mixed connective tissue disease
Dermatomyositis
75
98. Seorang perempuan 24 tahun telah didiagnosis SLE sejak 6 bulan terakhir. Sekarang pasien diberikan terapi metilprednisolon 1x8 mg dan Azathioprine 1x50 mg selama 1 bulan terakhir. Sebelumnya pasien hanya mendapatkan metilprednisolon yang ditappering down. Pasien ini datang ke IGD dengan keluhan lemas, tidak ada keluhan lain, dan ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 2500 uL. Apa kemungkinan penyebab terjadinya neutropenia pada pasien ini: a. SLE flare b. Efek samping steroid c. Efek samping Azathioprine d. Infeksi sekunder e. Interaksi obat antara steroid dan azathioprine
Efek Samping Azatiporin
76
99. Seorang wanita 45 tahun dengan riwayat sistemik lupus eritematosus (SLE) datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala dan badan lemas. Gejala klinis SLE utama pada pasien ini adalah artralgia, anemia hemolitik, malar rash, sariawan di mulut serta titer anti dsDNA yang meningkat. Pasien masih rutin minum obat metilprednison 4 mg/hari, hidroksiklorokuin 200 mg/hari. Dari pemeriksaan di IGD didapatkan tekanan darah 190/110 mmHg, dengan nadi 98 x/menit. Dari urinalisa ditemukan RBC 25/LPB dan proteinuri +3, tidak ditemukan silinder eritrosit. BUN 88 mg/dl dan creatinin 2,6 mg/dl. Pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis dengan gangguan ginjal akibat SLE dan tidak mendapat terapi NSAID. Riwayat penyakit lain, penurunan intake oral ataupun diare juga disangkal. Penatalaksanaan apa yang akan dilakukan pada pasien ini: a. Mulai pemberian siklofosfamid 500 mg/m2 IV dan diulang setiap -6 bulan b. Mulai hemodialisis c. Mulai terapi steroid dosis tinggi (metilprednisolon IV, 1000 mg/hari dalam 3 dosis, diikuti dengan steroid oral 1 mg/kgBB/hari) dan mikofenolat mofetil 2 gr/hari) d. Mulai pemberian plasmafaresis e. Tunda semua terapi sampai ada hasil biopsi ginjal
c. Mulai terapi steroid dosis tinggi (metilprednisolon IV, 1000 mg/hari dalam 3 dosis, diikuti dengan steroid oral 1 mg/kgBB/hari) dan mikofenolat mofetil 2 gr/hari)
77
``` 100. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi dengan membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut: Tidak ada riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan metabolik lain disangkal.Hasil pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD sebagai berikut: Region BMD (g/cm2) Young-Adult Age-Matched % T % Z Neck Wards Torch Shaft Total 0,712 0,529 0,396 0,779 0,643 73 58 50 - 64 -2,2 -2,7 -2,0 - -2,3 89 81 58 - 76 -0,7 -1,0 -2,6 - -1,7 Rencana tatalaksana yang paling sesuai untuk pasien tersebut adalah: a. Edukasi latihan fisik, terapi bifosfonat b. Edukasi latihan fisik, suplementasi vitamin D c. Edukasi latihan fisik, suplementasi kalsium dan vitamin D 400 iu d. Edukasi, latihan fisik, suplementasi vitamin D, dan terapi bifosfonat e. Edukasi ,latihan fisik, suplementasi vitamin D, kalsium dan terapi bifosfonat ```
e. Edukasi ,latihan fisik, suplementasi vitamin D, kalsium dan terapi bifosfonat