Farmakoterapi Demam Tifoid Flashcards
(9 cards)
Apa definisi dari penyakit demam tifoid?
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri perut yang diakibatkan oleh kuman Salmonella typhi dan paratyphi.
Jelaskan patofisiologi dari penyakit demam tifoid!
- Salmonella Typhi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, kualitas sumber air yang buruk, sanitasi yang tidak memadai, higiene perorangan yang buruk.
- Melalui oral penetrasi terhadap barrier mukosa intestinal.
- Melekat pada sel target di usus halus (ileum) dan penetrasi ke dalam
submukosa sel M yang terletak pada Peyer’s patches. - Berinteraksi dengan sel fagosit mononuclear (makrofag) yang terletak dibawah sel M.
- Setelah itu bakteri melakukan kolonisasi pada area mulut, usus halus dan kandung kemih (menyebar ke seluruh tubuh).
Sebutkan apa saja gejala klinis dari demam tifoid!
~ Demam
~ Sakit Kepala
~ Malaise dan nyeri otot
~ Mual Muntah, anoreksia
~ Gangguan Saluran Pencernaan
~ Gangguan Kesadaran
~ Hepatospenomegali
Sebutkan apa saja manifestasi klinis dari demam tifoid!
~ Tifoid ensefalopati
~ Syok septic
~ Perdarahan usus dan perforasi usus
~ Peritonitis
~ Hepatitis tifosa
~ Pankreatitis tifosa
~ Pneumonia
Jelaskan interpretasi data klinik dari penyakit demam tifoid!
~ Anemia sedang dan peningkatan LED ~ Biasanya leukopenia dan netropeni
~ Leukositosis pada kasus dengan komplikasi
~»_space; PT, aPTT; «_space;fibrinogen dan FDP
~»_space; SGOT, SGPT, AP, LDH, bilirubin serum hingga 2x nilai normal.
~ Hiponatremia, hipokalemia ringan.
~ Kultur darah (+) pada minggu I, bila (-) kultur sumsum tulang banyak (+)nya
~ Kultur darah setelah 3 minggu 50%
~ Kultur feces (+) 75% pada demam 3 minggu
~ Demikian pula kultur urine (+) pada
demam 3 minggu
~ Widal titer > 1/640 dicurigai tifoid, tapi tergantung produk pabriknya
~ Khas kenaikan titer satu minggu berikutnya ↑ > (2-4x) → mendukung diagnosis, baik O atau antibody
Jelaskan gold standard diagnosis dari penyakit demam tifoid!
KULTUR
• Baku emas D/ demam tifoid.
• Kultur darah 90% (+) mg I, smp 50% pd mg III
• Kultur tinja 60-70% (-) mg I, (+) mg III.
• Kultur sumsum tulang 90% (+) selama perjalanan penyakit walau sudah terapi
antibiotik.
• Hasil kultur darah + sumsum tulang + sekresi intestinal = >90% (+)
TES SEROLOGI WIDAL
• Tujuan: Mengukur tingkat aglutinasi antibodi terhadap antigen O (bagian dari lapisan permukaan bakteri) dan antigen H (bagian dari flagel bakteri S. typhi)
• 2 spesimen serum yg diambil dgn interval 7-10 hari.
•»_space; titer 4x dlm titer aglutinin O (somatik)/H (flagela).
Apa saja terapi non-farmakologi yang bisa dilakukan untuk mengobati demam tifoid?
- Istirahat yang cukup : tidur.
- Makan makanan yang bersih dan bergizi, cukupi kebutuhan nutrisi dan cairan.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Apa saja terapi farmakologi untuk mengobati demam tifoid?
- Analgetik
- Antipiretik
- Antiemetik
- Antibiotik:
~ Kloramfenikol (first line)
~ Tiamfenikol
~ Kotrimoksazole
~ Ampisilin dan amoksisilin
~ Sefalosporin gen. 3 yang efektif: ceftriakson
~ Fluoroquinolones (seperti ciprofloxacin) sering digunakan untuk pengobatan empiris demam pada orang dewasa dan dianggap sebagai
pengobatan pilihan untuk infeksi yang sensitif terhadap fluoroquinolone.
~ Terapi dengan antibiotic azitromisin dan ceftriaxone menjadi pilihan terapi yang digunakan untuk mengobati demam enterik.
~ Aman bagi bumil: ampisilin, amoksisilin, dan ceftriakson.
• Streptomisin atau gentamisin diberikan selama 7– 14 hari.
• Kloramfenikol dan tetrasiklin bersifat bakteriostatik jika diberikan kurang dari 14 hari.
• Relaps sering terjadi dibandingkan pengobatan dengan menggunakan streptomisin.
Jelaskan apa itu relapse reinfection chronic dalam konteks demam tifoid!
Relapse, reinfection, and chronic carriage juga bisa terjadi. Pada hingga 10% pasien, kekambuhan terjadi 1-3 minggu setelah pemulihan klinis, membutuhkan perawatan antibiotik tambahan.
Diperkirakan 1%-4% pasien yang dirawat menjadi pembawa kronis tanpa gejala, mengeluarkan bakteri dalam tinja selama ≥12 bulan setelah infeksi akut dan membutuhkan antibiotik yang berkepanjangan untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut.